Tugas
3 Mengklasifikasi Teks Tanggapan Kritis
“Mana yang Lebih Utama bagi Wanita, Karier atau Keluarga”
1.
Penulis menyampaikan “ketika sosok wanita, akan memasuki masa
berumah tangga, dan harus memilih berkarier atau menjadi ibu rumah tangga” Hal
itu berisi pernyataan umum tentang apa yang dipersoalkan, dari pernyataan
diatas dapat kita ambi maksud bahwa sang penulis ingin menimbulkan Deskripsi
persetujuan dan penolakan
2.
Penulis menyampaikan “Dukungan seluruh keluarga memegang peranan
yang sangat penting. Dukungan suami dan anak-anak berpengaruh besar bagi mereka
yang memutuskan untuk terus berkarier. Semuanya kembali pada dasar pemikiran
tentang konsep rasa bahagia bagi wanita. Apakah rasa bahagia itu ada dalam
keluarga atau pekerjaan. Alangkah
baiknya bila kedua hal tersebut berjalan seimbang sehingga ungkapan `be a woman` yang menekankan agar seorang wanita dapat menjalankan
tugasnya dengan sungguh-sungguh dapat terwujud. Karier, keluarga, dan anak-anak
dapat menjadi wujud yang harmonis dalam diri seorang wanita”. Hal itu berisi penegasan ulang terhadap apa yang sudah
diputuskan, dari berbagai masalah dari deksripsi teks yaitu Deskripsi
persetujuan dan penolakan, kemudian diambilah suatu keputusan besama agar semua
itu menjadi penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.
3.
Informasi tentang pernyataan yang
mendukung dan menolak pada teks ke 2 teks tanggpan kritis “Mana yang Lebih Utama bagi Wanita, Karier atau
Keluarga”
- Deskripsi persetujuan : paragraf 2 dan 3
- Deskripsi penolakan : paragraf 4 dan 5
Deskripsi persetujuan pada teks “Mana yang Lebih Utama bagi Wanita,
Karier atau Keluarga” berisi pernyataan persetujuan yang sedang dibahas
terhadap evaluasi / masalah yang sedang dibahas.
Deskripsi penolakan pada teks “Mana yang Lebih Utama bagi Wanita,
Karier atau Keluarga” berisi pernyataan penolakan yang sedang dibahas terhadap
evaluasi / masalah yang sedang dibahas.
Klasifikasi struktur teks “Mana yang Lebih Utama bagi Wanita, Karier atau Keluarga”
1.
Struktur teks “Mana yang Lebih Utama bagi Wanita,
Karier atau Keluarga” :
- Orientasi : Paragraf 1 “Ketika sosok wanita
karier memasuki masa berumah tangga, segalanya jadi berbeda. Khusus bagi yang
sedang berada di puncak karier, haruskah sesuatu yang telah dirintis sejak usia
lajang dilepas begitu saja? Ah, keputusan yang sungguh Setiap orang memang
punya pilihan dan prinsip masingmasing untuk meraih kepuasan dalam kariernya.
Ada yang merasa masih banyak ambisi dan obsesi yang belum tercapai. Tetapi,
haruskah juga keluarga menjadi prioritas kedua? Hal inilah yang sering jadi dilema dalam kehidupan pasangan
suami-istri. Persoalannya tambah tidak sederhana ketika anak juga menuntut
perhatian yang khusus dari ibu. Bagaimana
agar segala keputusan yang diambil dapat menyenangkan semua pihak dalam
keluarga?”
- Deksripsi teks :
1. Peresetujuan : paragraf 2 dan 3
Paragraf
2 : “Peran istri dan karier sering tidak
berjalan harmonis. Ada orang yang
berkeyakinan bahwa sepatutnya istri berada di rumah dan mengurus keluarga.
Mungkinkah keseimbangan antara peran menjadi ibu dan tetap mempertahankan
karier
tanpa mengesampingkan anak serta keluarga? Peran seorang
wanita ketika memasuki jenjang perkawinan tampak menjadi begitu kompleks ketika
berbagai kepentingan saling berbenturan. Pada saat seorang wanita dituntut
menjadi ibu yang bertanggung jawab atas keberadaan anak dan utuhnya rumah
tangga, di samping keinginan meraih kemajuan dalam berkarier, membuat banyak
wanita terperangkap pada dilema.”
Paragraf
3 : “Pilihan untuk jadi ibu rumah tangga
berlaku bagi mereka yang merasa tiada kebahagiaan lain kecuali melihat
anak-anak tumbuh didampingi seorang ibu yang dapat membimbing dan menemani sang
anak sepanjang waktu. Itu artinya, rasa bahagia seorang wanita akan benar-benar
terasa bila dapat memenuhi perannya sebagai ibu. `The real mother for their children`, seorang ibu yang
benar-benar hadir untuk anaknya. Namun,
ada pula wanita yang berpendapat tak perlu harus meninggalkan dunia kerja
sepanjang keluarga dan anak-anak dapat menerima hal tersebut. Pendapat ini
menegaskan harus ada usaha untuk memenuhi keinginan agar dua unsur penting
dalam hidup wanita yang telah berumah tangga itu berjalan harmonis”
- Deskripsi penolakan : paragraf 4 dan 5
Paragraf
4 : “Pilihan untuk tetap bekerja bukan
berarti melupakan keluarga. Karena pekerjaan yang diambil adalah paruh waktu (part time), seorang wanita dapat mengerjakan pekerjaan itu di rumah.
Segalanya memang antara keluarga dan karier.”
Paragraf
5 : “Apa pun keputusan yang diambil
sama-sama punya konsekuensi. Solusi terbaik adalah dengan membicarakan lebih
lanjut pada seluruh anggota keluarga. Pada dasarnya kebera dan suami dan anak
harus diperhatikan secara sungguh-sungguh
sebelum akhirnya mengambil sebuah sikap. Tentu saja setiap
beda. Inilah yang menyebabkan pengambilan kesepakatan dalam keluarga jadi
berbeda. Ternyata, ada satu cara yang dinilai cukup bijaksana dan boleh jadi
ini merupakan sebuah `jalan tengah`. Wanita tak mesti kehilangan kesempatan
kerja karena ada beberapa pekerjaan yang bisa diambil paruh waktu. Pekerjaan
itu bisa diselesaikan di rumah sambil tetap mengawasi sang anak dan memenuhi
kewajiban sebagai ibu rumah tangga.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar