Selasa, 23 Februari 2016

LKS Tugas keompok “peristiwa perjuangan”

·         Mengerjakan LKS Tugas keompok “peristiwa perjuangan”

No
Peristiwa perjuangan
Uraian peristiwa
1
Pertempuran Medan Area, Terjadi pada tanggal   9 Oktober 1945 yang t erjadi di Medan, Sumatera Utara.
Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu,dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu (Inggris) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan. Terjadi pada tanggal   9 Oktober 1945 yang t erjadi di Medan, Sumatera Utara. Yang terlibat adalah semua masyarakat yang ada di Medan dibawah pimpinan atau tokoh-tokoh seperti : Matang Sitepu. Sebagai ketua umum dibantu oleh Tama Ginting, Payung Bangun, Selamat Ginting,Rakutta Sembiring, R.M. Pandia, dari N.V mas Persada Koran Karo-karo dan Keterangan Sebayang,  yang merupakan tentara resmi pemerintah dimana Djamin Ginting’s ditetapkan sebagai komandan pasukan teras bersama-sama Nelang Sembiring dan Bom Ginting yang anggotanya antara lain Selamat Ginting’s, Nahud Bangun, Rimrim Ginting, Kapiten Purba, Tampak Sebayang dan lain-lain. Pada umumnya yang menjadi anggota BKR ini adalah para bekas anggota Gyugun atau Heiho dan berisan-barisan bentukan Jepang. Djamin Ginting.S bekas komandan pleton Gyugun ditunjuk menjadi Komandan Batalyon BKR Tanah Karo. Untuk melanjutkan perjuangan di Medan maka pada bulan Agustus 1946 dibentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando resimen ini terus mengadakan serangan terhadap Sekutu diwilayah Medan. Hampir di seluruh wilayah Sumatera terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang, Sekutu, dan Belanda. Pertempuran itu terjadi, antara lain di Brastagi, Padang, Bukit Tinggi dan Aceh.
2
Peristiwa Merah Putih di Manado, Terjadi pada tanggal  pada tanggal 14 Februari 1946, di Manado, Tomohon, dan Minahasa
Peristiwa Merah Putih di Manado  adalah bagian dari serangkaian peristiwa yang terjadi di Indonesia ketika pihak Sekutu berusaha untuk mengambil alih kembali kekuasaan akan Indonesia terlepas dari telah dideklarasikannya kemerdekaan oleh Soekarno dan Hatta. Terjadi pada tanggal  pada tanggal 14 Februari 1946, di Manado, Tomohon, dan Minahasa. yang terlibat adalah  para pemuda yang tergabung dalam pasukan KNIL kompi VII di bawah ppimpinan Ch. Ch. Taulu bersama dengan rakyat melakukan perebutan kekuasaan. ntuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Wuisan. Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Di pihak lain, Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubemur Sulawesi dan mempunyai tugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi.Ia memerintahkan pembentukan Badan Perjuangan Pusat Keselamatan Rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat petisi yang ditandatangani oleh 540 pemuka masyarakat Sulawesi. Dalam petisi itu dinyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia. Dengan adanya petisi tersebut, pada tahun 1946 Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui (Irian Barat). Peristiwa ini hingga saat ini dikenang dalam sejarang bangsa Indonesia peristiwa merah putih di Manado.
3
Peristiwa Bandung Lautan Api,  Terjadi pada tanggal  pada 23 Maret 1946 di  di kota Bandung, provinsi Jawa Barat
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung,membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.Terjadi pada tanggal  pada 23 Maret 1946 di  di kota Bandung, provinsi Jawa Barat,yang telibat adalah seluruh masyarakat baik pemuda dan pelajar yang ada di bandung,Jawa Barat di bawah komando dan beberapa tokoh seperti   Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Komandan Divisi III, Muhammad Toha dan Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia)  hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung. Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung,  Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan dinamit. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Tetapi api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.
4
Peristiwa Westerling di Makassar, Terjadi pada tanggal 11-12 Desember 1946-Februari 1947  di desa Batua serta beberapa desa kecil di sebelah timur Makassar
Peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling. Selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan). Terjadi pada tanggal 11-12 Desember 1946-Februari 1947  di desa Batua serta beberapa desa kecil di sebelah timur Makassar dan Westerling sendiri yang memimpin operasi itu. Yang terlibat adalah Seluruh Masyarakat seperti pemuda yang ada Di desa batua sebagai Tahap pertama Wasterling, di bawah komando  Andi Abdullah Bau Masseppe yang kini telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia, menjadi salah satu dari korban pembunuhan sadis yang dilakukan oleh Westerling dan pasukannya.Pembantaian terhadap pejuang dan rakyat Sulsel dilakukan Nica 3 Januari 1947 di Bulukumba. Kemudian, 9 Januari 1947 di Barrang Lompo, Barrang Caddi, dan Tana Keke. Di Parepare, Kampung Kulo, Rappang, 14 Januari 1947. Di Barru, dan Bacukiki, Parepare 16 Januari 1947. Di Takkalasi, Barru 17 Januari 1947. Di Parepare, Suppa, dan Kariango, Pinrang 19 Januari 1947. Di Kampung Majannang 20 Januari 1947. Di Suppa, Pinrang 22 Januari 1947. Di sepanjang pesisir melalui laut 23 - 28 Januari 1947. Di kampung Ballero dan Kualle, di Majene (kini sudah bagian dari Provinsi Sulbar) 1 Pebruari 1947. Di kampung Galung Lombok, Tinambung (sekarang Sulbar) 5 Pebruari 1947. Di kampung Lisu Tanete, Barru, 7 Pebruari 1947.Masing-masing daerah di Sulselbar punya catatan tentang perjuangan dan korban kebrutalan Westerling bersama pasukannya. Korban aksi tak berperikemanusian yang berlangsung hingga Mei 1947 di Sulsel, jumlahnya ada yang menyebut lebih dari 60.000 jiwa.  Tak urung hal ini menimbulkan kegaduhan internasional sampai pemerintah Belanda perlu untuk menurunkan tim investigasi tahun 1969 dan menyatakan bahwa korban hanya sekitar angka 3.000 rakyat Sulawesi yang dibantai oleh Pasukan Khusus pimpinan Westerling. Meski demikian, berapapun angka tepatnya korban yang jatuh di masa keberingasan Westerling tahun 1946-1947 di Sulawesi- Selatan, tetap bahwa peristiwa itu merupakan lembaran kelam sejarah penjajahan Belanda di Indonesia. Kekacauan pemerintahan dan dibiarkannya hukum rimba berlaku saat itu mengakibatkan seorang jagal bernama Westerling leluasa membunuh penduduk sipil tanpa didahului proses pengadilan yang benar. Rakyat Indonesia, khususnya keluarga korban pembantaian Westerling berhak untuk mendapatkan keadilan dari pemetintah Belanda, yang hingga saat ini sepertinya menganggap bahwa kekejaman Westerling dapat dimaklumi karena dalam keadaan darurat perang. Karenanya, pengadilan Belanda di tahun 1954 menyatakan Westerling tidak menanggung kesalahan apapun atas perbuatannya semasa perang. Untuk mengenang peristiwa tersebut, rakyat Sul – sel menjadikan tanggal 11 Desember sebagai hari pengorbanan
5
Serangan Umum 1 Maret 1949, Terjadi pada tanggal  1 Maret 1949 di ibu kota Indonesia saat itu yaitu Yogyakarta.
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil. Terjadi pada tanggal  1 Maret 1949 di pagi hari, dimulailah serangan besar-besaran dengan fokus utama adalah ibu kota Indonesia saat itu yaitu Yogyakarta.yang terlibat adalah beberapa masyarakat dibawah pimpinan/komando, Selain itu serangan juga dilakukan dibeberapa kota lain seperti Solo, dan Magelang dengan tujuan untuk menghambat bantuan tentara Belanda. Pusat komando saat itu ditempatkan di Desa Muto. Tepat pada pukul 6 pagi, sirine dibunyikan dan serang dilakukan ke seluruh penjuru kota. Serangan tersebut dibagi menjadi 5 sektor yaitu:Kota dipimpin oleh Letnan Marsudi,Barat dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual,Utara dipimpin oleh Mayor Kusno, Selatan  dipimpin oleh Mayor Sarjono, Timur dipimpin oleh Mayor Sarjono. Pihak Belanda 6 orang tewas dan 14 orang luka-luka, sementara di pihak Indonesia tercatat 300 prajurit gugur, 53 polisi gugur, dan jumlah rakyat yang ikut gugur tidak bisa dihitung secara pasti. Sementara itu, menurut media Belanda, korban dari pihak mereka selama bulan maret adalah 200 orang tewas dan luka-luka.

3 komentar:

  1. Sebaiknya Tugas Keompok direvisi menjadi Tugas Kelompok. dan tabelnya tidak seimbang. Trimksh

    BalasHapus
  2. okk alasan anda saya revisi nanti

    BalasHapus
  3. BONUS SETIAP HARI DARI DONACO POKER 2020

    Donacopoker adalah agen poker online Indonesia resmi yang melayani para pemain dari seluruh Indonesia untuk mendaftarkan diri dan bermain game kartu online yang unik. Untuk memberikan kenyamanan bagi pemain setia, Donacopoker hadir dan berikan bonus-bonus terbaik setiap harinya untuk semua game yang tersedia di Poker Online.

    Jalur Cepat:
    WHATSAPP : 081333555662
    LINE : Donaco.poker
    CHAT : Klik ====> CHAT SEKARANG DAFTAR SEKARANG

    Salam Kemenangan Untuk Anda.
    Terima Kasih.

    BalasHapus