BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam adalah
ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhamad Saw untuk menyempurnahkan agama yang
telah ada sebelumnya. Islamdikenal dengan rahmatal lil alamin nya, dimana Allah
tuhan pencipta alam semesta hanya mengakui Islamsebagai satu-satu nya agama
yang mendapat dan karunia dari Allah SWT.
Islam pada zaman Nabi dahulu berkembang secara
perlahan-lahan, tidak semua bangsa arab langsung menerima kedatangan Islamdengan
suka cita. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat arab
adalah kaum kafir Quraisy dimana kesaharian mereka beribada
menyembah berhala. Islammasuk dengan cara damai dan tidak membutuhkan banyak
syarat seperti agama lainya tapi hal ini malah menjadikan bumerang bagi bangsa
arab yang bergerak hatinya untuk memeluk dan meyakini Islamsebagai agamnya.
Islam adalah
agama yang suci dan murni karena bagi pemeluk agama Islammereka memiliki sebuah
kitab suci Al-Qur’an yang merupakan kitab penyempurnah dari kitab sebelumnya.
Di dalam Al-qur’an itu sendiri terdapat berbagai ilmu pengetahuan yang bisa
dimanfaatkan oleh umat Islamuntuk dipelajari dan diambil manfaatnya untuk
kehidupan mereka sehari-hari.
Maka dari tahun 1800 M samapai sekarang dikenalah
dengan masa pembaharuan Islam. masa pembaharuan ini ditandai dengan adanya
kesadaran umat Islamterdapat kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk
memperoleh kemajuan dari berbagai bidang, contohnya saja dalam bidang
pendidikan, dan teknologi. pada pembaharuan inilah munculah kembalih
tokoh-tokoh pemikir dalam kalangan Islamdari berbagai negara Islam.
Pada awal masa pembaharuan ini kondisi dunia Islamsebenarnya
berada pada zona kilonialisme dimana pengaruh barat amat mendominasi kehidupan
di duia ini. Pada pertengahan abad ke-20 M lah Islammulai berdiri bangkit dari
pengaruh kolonialisme barat.
Pada pembahasan ini akan tampak apa saja perkembangan Islampada
masa modern yang dapat diteladani dan dijadikan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari di tengah kuatnya arus budaya globalisasi yang mengakibatkan
manusia bisa lupa akan kodratnya sebagai makhluk ciptaan tuhan yang harus
menyeimbangkan antara kehidupan didunia dan diakhiratnya.
B.
Rumusan Masalah
Islampada dasarnya cepat diterima bagi masyarakat baik
dari segi tata cara beribadah, pengetauhan ataupun teknologi. Namun, menghadapi
kemajuan zaman pada abad sekarang ini Islammulai mengalami kemunduran dar
berbagai bidang. Hanya sedikit tokoh Islamyang bisa bersaing dengan pemikir
dari barat. Oleh karena itulah pada pertengahan abad ke-20 M dikenal dengan
pembaharuan Islam.
1.
Apa saja contoh dari
pembaharuan peradaban Islam?
2.
Siapa saja tokoh dari
pembaharuan tersebut?
3.
Apa saja bukti-bukti
nyata dari proses pembaharuan Islamtersebut?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
contoh-contoh dari periode pembaharuan Islam
pada pertengahan abad ke-20 M.
2.
Mengetahui tokoh-tokoh
yang memilki peranan dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan islam.
3.
Mengetahui bukti nyata
dari pembaharuan Islamyang bisa di buktikan keaslihanya.
4.
Mengambil manfaat dari
adanya pembaharuan Islampada berbagai bidang dalam kehidupan agar menjadikan
kita sebagai manusia yang menghargai dan menghormati akan karya dari orang
lain.
D.
Manfaat
1.
Memberi infomasi
kepada umat khususnya tentang masa periode pembaharuan islam.
2.
Dapat membandingkan
masa keemasan Islampada zaman dahulu dengan era globalisasi saat sekarang ini.
3.
Dapat mengambil
pelajaran dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan ajaran
islam.
4.
Menjadikan Islamsebagai
kebanggan karena banyak menyimpan unsur seni dan pengetahuan yang bisa
dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sekilas Tentang Dunia Islam Pada Masa Modern
Benturan-benturan
antara Islamdengan kekuatan eropa menyadarkan umat Islam bahwa jauh tertinggal dengan eropa dan yang
merasakan pertama persoalan ini adalah kerajaan turki usmni yang langsung
menghadapi kekuatan eropa yang pertma kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa
dan perjuangan-perjuangan belajar dari eropa.
Guna pemulihan
kembali kekuatan Islam, maka mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan
mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islamdan mencari ide-ide
pembaharuan dan ilmu pengetahuan dari barat. Gerakan pembaharuan tersebut
antara lain:
i.
Gerakan wahabiyah yang
diprakarsai oleh muhammad ibn abdul wahab (1703-1787 M) di arabia, syah
waliyullah (1703-1762) M di india dan gerakan sanusiyah di afrika utara yang
dikomandoi oleh said muhammad sanusi dari Al jazair.
ii.
Gerakan penerjemahan
karya-karya barat kedalam bahasa Islamdan pengiriman para pelajar muslim untuk
belajar ke eropa.
Dalam gerakan pembaharuan sangat lekat dengan politik.
Ide politik yang pertama muncul yaitu pan islamisme atau persatuan Islamsedunia
yang digencarka oleh gerakan wahabiyah dan sanusiyah, setelah itu diteruskan
dengan lebih gencar oleh tokoh pemikir Islamyang bernama jamaludin Al afgani (
1839-1879).
Menurut jamaludin, untuk pertahanan islam, harus
meninggalkan perselisihan dan berjuang di bawah panji bersama dan juga berusaha
membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri-negeri islam. dengan ide yang
demikian , ia dikenal atau mendapat julukan bapak nasionalisme dalam islam.
Gagasan atau ide pan islamisme yang digelorakan oleh
jamaludin disambut oleh raja turki usmani yang bernama Abd.Hamid II (
1876-1909) dan juga mendapat sambutan yang baik di negeri-negeri islam.
Akan tetapi setelah turki usmani kalah dalam perang dunia
pertama dan kekhalifahan dihapuskan oleh musthofa kemal seorang tokoh yang
gagasan nasionalisme, rasa kesetian kepada negara kebangsaan.
Di wilayah Mesir, Syiriah, Libanon, Hijaz, Afrika Utara,
Bahrein dan Kuwait, nasionalismenya bangkit dan nasionalisme tersebut terbentuk
atas dasar kesamaan bahasa. Dalam penyatuan penyatuan negara arab dibentuk
suatu liga yang bernama liga arab yang didirikan pada tanggal 12 maret 1945.
Di India terbentuk gerakan nasionalisme yang diwakili
oleh partai kongres nasional india dan juga dibentuk komunalisme yang digagas
oleh komunalisme Islamyang disuarakan oleh liga muslimin yang merupakan saingan
bagi partai kongres nasional. Di india terdapat pembaharuan yang
bernama Sayyid Ahmad Khan (1718-1898) Iqbal (1876-1938) dan Muhammad Ali Jinnah
9 1876-1948 ).
Di Indonesia, terdapat pembaharuan atau partai politik
besar yang menentang penjajahan diantaranya.
a. Serekat Islam(SI) di pimpin oleh HOS Tjokroaminoto berdiri pada tahun 1912
dan merupakan kelanjutan dari sarekat dagang Islamyang didirikan oleh H.
Samanhudi tahun 1931.
b. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan oleh sukarno 1927
c. Pendidikan Muslimin Indonesia (PNI-baru) didirikan oleh muhammad hatta pada
tahun 1931
d. Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) menjadi partai polotik tahun 1932 yang
dipelopori oleh mukhtar lufhi.
Munculnya gagasan
nasionalisme yang di diiringi oleh berdirinya partai-partai politik tersebut
merupakan asset utama umat Islamdalam perjuangna untuk mewujudkan negara
merdeka yang bebas dari pengaruh politik barat. Sebagai gambaran dengan
nasionalisme dan perjuangan politik yang penduduknya mayoritas muslim adalah
indonesia. Negara yang mayoritas muslim yang pertama kali berhasil
memproklamirkan kemerdekaan yaitu tanggal 17 agustus 1945. Negara kedua yang
terbebas dari penjajahan yaitu pakistan. Merdeka tanggal 15 agustus 1947 dengan
presiden pertamanya ali jinnah.
Di Wilayah timur tengah,
Mesir resmi merdeka pada tahun 1992 dan benar-benar merdeka pada tanggal 23
juli 1952 dengan pemimpin pemerintahan yang bernama jamal abd naser, irak
merdeka tahun 1932, tetapi rakyatnya merasa merdeka baru tahun 1958 dan negeri
lain seperti jordania, syiria dan libanon merdeka pada tahun 1946.
Di Afrika, Libia merdeka
pada tahun 1962 , Sudan, Maroko, merdeka tahun 1956 M, Aljazair tahun 1962.
Negara lain yang merdekanya hampir bersamaan seperti negara yaman utara, yaman
selatan, dan emirat arab.
Selain itu, negara Islamyang
dahulunya bersatu dalam Uni Soviet Seperti Turkmenia, Uzbekistan, Kirghistan,
Khazakhtan Tajikistan dan Azerbaijan dan Bosnia baru merdeka pada tahun 1992.
B. Perkembangan Islam Pada Masa Modern
Menjelang pada
awal-awal masa pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800 M, umat Islamdi
berbagai negara telah banyak menyimpang dari ajaran Islamyang bersumber kepada
al-alqur’an dan hadits. Penyimpangan itu terdapat dalam hal:
a. Ajaran Islam tentang ketauhitan telah becampur dengan ke musyirikan. Hal
ini di tandai dengan banyaknya umat isalam menyembah selain kepada allah
swt juga memuja kepada makanan atau tempat yang dianggap keramat dan
bahkan memintah tolong dalam urusan gaib kepada dukun yang dianggap sakti.
b. Adanya kelompok umat Islam yang hidup di dunia ini hanya mementingkan
urusan dunia saja tanpa mengindahkan kepntingan akhirat. Mereka beranggapan
bahwa apa yang mereka dapatka di dunia ini dapat mengekalkan kehidupan mereka.
Selain dari pada itu, banyak umat Islamyang menganut paham fatalisme yaitu
paham yang mengharuskan berserah diri kepada nasip dan tidak perluh beriktiar
karena hidup manusia dikuasai dan ditentuka oleh nasib.
c.
Karena adanya
penyimpangan-penyimpangan pada ajaran Islam
mendorong lahirnya tokoh pembaharu yang berusaha menyadarkan umat islam
C.
Islam Masa
Modern (1800 – sekarang)
Islam pada periode ini dikenal dengan era kebangkitan umat Islam.
Kebangkitan umat Islam disebabkan oleh
adanya benturan antara kekuatan Islam dengan
kekuatan Eropa. Benturan itu menyadarkan umat Islam bahwa sudah cukup jauh tertinggal dengan
Eropa. Hal ini dirasakan sekali oleh Kerajaan Turki Usmani yang langsung
menghadapi kekuatan Eropa yang pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa
dan pejuang-pejuang Turki tergugah untuk belajar dari Eropa. Guna pemulihan
kembali kekuatan Islam, Kerajaan Turki mengadakan suatu gerakan pembaharuan
dengan mengevaluasi yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan ilmu
pengetahuan dari Barat.
Benih pembaharuan
dunia Islam sesungguhnya telah muncul
sekitar abad XIII M. Ketika dunia Islam
mengalami kemunduran di berbagai bidang. Saat itu pula lahirlah
Taqiyudin Ibnu Taimiyah, seorang muslim yang sangat peduli terhadap nasib umat Islam dengan mendapat dukungan muridnya Ibnu
Qoyyim al Jauziyah (691‒751). Mereka ingin mengembalikan pemahaman keagamaan
umat Islam kepada pemahaman dan
pengamalan Rasulullah saw. Gerakan salaf ini kemudian menjadi ciri gerakan
pembaharuan dalam dunia Islam yang
mempunyai ciri sebagai berikut.
a.
Memberi ruang
dan peluang ijtihad di dalam berbagai kajian keagamaan yang berkaitan dengan
muamalah duniawiyah.
b.
Tidak terikat
secara mutlak dengan pendapat ulama-ulama terdahulu.
c.
Memerangi
orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf seperti
d.
Kemusyrikan,
khurafat, bid’ah, taqlid, dan tawasul.
e.
Kembali kepada al-Qur’ān dan As-Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam.
Secara garis besar isi pemikiran Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim
antara lain mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi,
memberantas takhayul dan bid’ah yang masuk ke dalam ajaran Islam, menghilangkan
paham fatalisme yang terdapat di kalangan umat Islam,
menghilangkan paham salah yang dibawa
oleh tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan politik negara Barat. Selanjutnya, ide-ide cemerlang Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim dan
yang lainnya dilanjutkan oleh tokoh-tokoh muda yang lahir pada abad
ke-18. Mereka meyakini bahwa umat Islam sudah tertinggal jauh dibandingkan dunia
Barat. Umat Islam masih berkutat pada hal-hal yang tidak
rasional seperti bid’ah, khurāfat, dan tahayyul. Satu-satunya jalan umat Islam harus bangkit dari kebodohan itu. Maka, lahirlah tokoh-tokoh pembaharu Islam.
D.
Tokoh-Tokoh
Pembaharuan Dunia Islam Masa Modern
Tokoh-tokoh yang memelopori gerakan pembaharuan dunia Islam, antara
lain: Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya, Al-
Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Sayyid Ahmad Khan,
dan Sultan Mahmud II.
1.
Muhammad bin
Abdul Wahab
Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah, yang mempunyai pengaruh
pada pemikiran pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya ialah Muhammad bin Abdul
Wahab (1703-1787) yang lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi. Setelah
menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau ke Basrah dan tinggal
di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan di sini ia
menikah dengan seorang wanita kaya. Lima tahun kemudian, setelah istrinya
meninggal dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan.
Di Kota Isfahan, ia sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah
bertahun-tahun merantau, ia akhirnya kembali ke tempat kelahirannya di Nejed.
Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki
kedudukan umat Islam timbul bukan
sebagai reaksi terhadap suasana politik seperti yang terdapat di Kerajaan
Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang
terdapat di kalangan umat Islam di
waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran
tarekat yang semenjak abad ketiga belas memang tersebar luas di dunia
Islam.Soal tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam. Oleh karena
itu, tidak mengherankan kalau Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan perhatian pada
soal ini. Ia berpendapat seperti berikut.
a.
Yang boleh dan
harus disembah hanyalah Allah SWT., dan orang yang menyembah selain Allah Swt.
telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.
b.
Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut
paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari
Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
c.
Menyebut nama Nabi,
Syekh, atau Malaikat sebagai perantara dalam doa juga merupakan syirik.
d.
Meminta
syafa’at selain dari kepada Allah Swt. adalah juga syirik.
e.
Bernazar kepada
selain dari Allah Swt. juga syirik.
f.
Memperoleh
pengetahuan selain dari al-Qur’ān,
hadis dan qias (analogi)
merupakan kekufuran.
g.
Tidak percaya
kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan kekufuran.
h.
Demikian pula
menafsirkan al-Qur’ān dengan
ta’w³l (interpretasi
bebas) adalah kufur.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang mempunyai pengaruh
pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19 antara lain seperti
berikut.
a.
Hanya al-Qur’ān dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran Islam.
Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c.
Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
2.
Syah Waliyullah
Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada tanggal 21 Februari 1703
M. Ia mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, Syah Abd Rahim, seorang sufi
dan ulama yang memiliki madrasah. Setelah dewasa, ia kemudian turut mengajar di
madrasah itu. Selanjutnya, ia pergi naik haji dan selama satu tahun di Hejaz ia
sempat belajar pada ulama-ulama yang ada di Mekkah dan Madinah. Ia kembali ke
Delhi pada tahun 1732 dan meneruskan pekerjaannya yang lama sebagai guru. Di
samping itu, ia gemar menulis buku dan banyak meninggalkan karya-karyanya, di
antaranya buku Hujjatullāh Al-Bal³gah dan Fuyun
Al-Haramain. Di antara
penyebab yang membawa kepada kelemahan dan kemunduran umat. Islam menurut pemikirannya adalah sebagai berikut.
a.
Terjadinya
perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan menjadi sistem
kerajaan.
b.
Sistem
demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki absolut
c.
Perpecahan di
kalangan umat Islam yang disebabkan
oleh berbagai pertentangan aliran dalam Islam.
d.
Adat istiadat
dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam
keyakinan umat Islam.
Di zaman Syah Waliyullah, penerjemahan al-Qur’ān ke dalam bahasa asing masih dianggap terlarang. Tetapi, ia melihat
bahwa orang di India membaca al-Qur’ān dengan tidak mengerti isinya. Pembacaan tanpa pengertian tak besar
faedahnya untuk kehidupan duniawi mereka. Ia melihat perlu al-Qur’ān diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dipahami orang awam.
Bahasa yang dipilihnya ialah bahasa Persia yang banyak dipakai di kalangan
terpelajar Islam India di ketika itu.
Penerjemahan al-Qur’ān ke
dalam bahasa Persia disempurnakan Syah Waliyullah di tahun 1758. Terjemahan itu
pada mulanya mendapat tantangan, tetapi lambat laun dapat juga diterima oleh
masyarakat. Karena masyarakat telah mau menerima terjemahan, putranya kemudian
membuat terjemahan ke dalam bahasa Urdu, bahasa yang lebih umum dipakai oleh
masyarakat Islam India daripada bahasa
Persia.
3.
Muhammad Ali
Pasya
Muhammad Ali Pasya lahir di Kawala, Yunani pada tahun 1765 M adalah
seorang keturunan Turki dan meninggal di Mesir pada tahun 1849 M. Sebagaimana
raja-raja Islam
lainnya, Muhammad Ali juga mementingkan soal yang bersangkutan
dengan militer. Ia yakin bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan
diperbesar dengan kekuatan militer. Di samping itu, ia mengerti bahwa di
belakang kekuatan militer mesti ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai
pembaharuan dalam bidang militer, dan bidang-bidang yangn bersangkutan dengan
urusan militer. Jadi, ada dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan
kemajuan militer.
Kedua hal tersebut menghendaki ilmu-ilmu modern yang telah dikenal
orang di Eropa. Ide dan gagasan Muhammad Ali Pasya yang sangat inovatif pada
zamannya antar lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-sekolah modern dan
memasukkan ilmu-ilmu modern dan sains ke dalam kurikulum. Sekolah-sekolah
inilah yang kemudian yang dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada
khususnya dan dunia Islam pada umumnya.
Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional, yaitu
kuttab, masjid, madrasah, dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia
memasukkan kurikulum modern ke dalam lembaga pendidikan tradisional tersebut,
sangat sulit. Oleh karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara
mendirikan sekolah modern di samping madrasah-madrasah tradisional yang telah
ada pada masa itu masih tetap berjalan
4.
Al-Tahtawi
Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi demikian nama lengkapnya. Ia lahir
pada tahun 1801 M di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian selatan
dan meninggal di Kairo pada tahun 1873 M. Ketika Muhammad Ali mengambil alih
seluruh kekayaan di Mesir, harta orang tua Al-Tahtawi termasuk dalam kekayaan
yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari
keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo untuk belajar di
Al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu, ia selesai dari studinya di
Al-Azhar pada tahun 1822 M. Beberapa pemikirannya tentang pembaruanIslam adalah sebagai berikut.
a.
Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat,
tetapi juga soal hidup di dunia. Umat Islam
juga harus memperhatikan kehidupan dunia.
b.
Kekuasaan raja
yang absolut harus dibatasi oleh syariat, raja harus bermusyawarah dengan ulama
dan kaum intelektual.
c.
Syariat harus
diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
d.
Kaum ulama
harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan modern agar
e.
syariat dapat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat modern. Pendidikan harus bersifat
universal, misalnya wanita harus memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum
pria. Istri harus menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial.
f.
Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.
5.
Jamaludin
Al-Afgani
Jamaludin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia
di Istambul pada tahun 1897. Ketika baru berusia dua puluh dua tahun, ia telah menjadi
pembantu bagi Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di tahun 1864 ia
menjadi penasihat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian, ia diangkat oleh
Muhammad A’zam Khan menjadi perdana menteri. Dalam pada itu, Inggris mulai
mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan dalam pergolakan yang
terjadi Al-Afgani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris.
Pihak pertama kalah dan Al-Afgani merasa lebih aman meninggalkan tanah tempat
lahirnya dan pergi ke India di tahun 1869. Beberapa pemikiran Jamaludin
Al-Afgani tentang pembaruan Islam adalah
sebagai berikut.
a.
Kemunduran umat
Islam tidak disebabkan karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan
perubahan kondisi. Kemunduran itu disebabkan oleh berbagai faktor.
b.
Untuk
mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus menghadapi dunia modern,
umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang murni dan Islam harus dipahami dengan akal serta kebebasan.
c.
Corak
pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan demokratis.
Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat yang berpengalaman.
d.
Tidak ada
pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa solidaritas
antarumat Islam harus dihidupkan
kembali.
6.
Muhammad Abduh
Muhammad
Abduh dilahirkan di Mesir pada tahun 1849 M. Bapaknya bernama Abduh Hasan
Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir. Ibunya berasal
dari bangsa Arab yang silsilahnya meningkat sampai ke suku bangsa
Umar
Ibn Al-Khattab. Pada tahun 1866 M, Muhammad Abduh meneruskan studinya ke
Al-Azhar. Sewaktu masih belajar di Al-Azhar, Jamaludin Al-Afghani datang ke
Mesir dalam perjalanan ke Istambul. Di sinilah Muhammad Abduh untuk pertama
kalinya bertemu dengan Jamaludin Al-Afghani. Dalam pertemuan itu, Jamaludin
Al-Afghani mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai arti beberapa ayat al-Qur’ān. Kemudian, ia berikan tafsirannya. Perjumpaan ini meninggalkan
kesan yang baik dalam diri Muhammad Abduh.
Ketika
Jamaludin Al-Afghani datang pada tahun 1871 untuk menetap di Mesir, Muhammad
Abduh menjadi muridnya yang paling setia. Ia mulai belajar falsafat di bawah pimpinan
Jamaludin Al-Afghani. Di masa ini, ia telah mulai menulis karangan-karangan
untuk harian Al-Ahram yang
pada waktu itu baru saja didirikan. Pada tahun 1877, studinya selesai di
Al-Azhar dengan mendapat gelar Alim. Ia mulai mengajar, pertama di Al-Azhar,
kemudian di Dar Al-Ulum dan juga di rumahnya sendiri. Di antara buku-buku yang
diajarkannya ialah buku akhlak karangan Ibn Miskawaih, Mukaddimah Ibn Khaldun,
dan sejarah Kebudayaan Eropa karangan Guizot, yang diterjemahkan Al-Tahtawi ke
dalam bahasa Arab pada tahun 1857.
Sewaktu
Jamaludin Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879 karena dituduh
mengadakan gerakan menentang Khedewi Tawfik, Muhammad Abduh yang juga dipandang
turut campur dalam soal ini, dibuang keluar kota Kairo. Tetapi di tahun 1880 ia
boleh kembali ke ibu kota dan kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar
resmi pemerintah Mesir. Adapun ide-ide pembaruan Muhammad Abduh yang membawa
dampak positif bagi pengembangan pemikiran Islam adalah sebagai berikut.
a.
Pembukaan pintu
ijtihad. Menurut Muhammad Abduh, ijtihad merupakan dasar penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
b.
Penghargaan
terhadap akal. Islam adalah ajaran
rasional yang sejalan dengan akal sebab dengan akal, ilmu pengetahuan akan
maju.
c.
Kekuasaan
negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara yang
bersangkutan.
7.
Rasyid Rida
Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir
pada tahun 1865 di Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang letaknya tidak jauh
dari Kota Tripoli (Suria). Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan
Al-Husain, cucu Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, ia memakai gelar Al-Sayyid
di depan namanya. Semasa kecil, ia dimasukkan ke madrasah tradisional di
al-Qalamun untuk belajar menulis, berhitung dan membaca al-Qur’ān. Pada tahun 1882, ia meneruskan pelajaran di Madrasah Al-Wataniah
Al- Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli. Di Madrasah ini, selain dari
bahasa Arab diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis, dan di samping
pengetahuan-pengetahuan agama juga pengetahuan-pengetahuan modern.
Sekolah
ini didirikan oleh Al-Syaikh Husain Al-Jisr, seorang ulama Islam yang telah
dipengaruhi oleh ide-ide modern. Di masa itu sekolah-sekolah misi Kristen telah mulai bermunculan di Suria dan banyak menarik perhatian orang
tua untuk memasukkan anak-anak mereka belajar
di sana. Dalam usaha menandingi daya tarik
sekolah-sekolah misi inilah, maka Al-Syaikh Husain Al-Jisr mendirikan Sekolah Nasional Islam tersebut.
Karena mendapat tantangan dari pemerintah Kerajaan
Utsmani, umur sekolah itu tidak panjang. Rasyid Rida
meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama yang ada di Tripoli. Tetapi dalam pada itu, hubungan dengan Al-Syaikh
Husain Al- Jisr berjalan terus dan guru inilah
yang menjadi pembimbing baginya di masa muda.
Selanjutnya, ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majallah Al-Urwah Al-Wusṭa.
Ia
berniat untuk menggabungkan diri dengan Al-Afghani
di Istambul, tetapi niat itu tak terwujud. Sewaktu
Muhammad Abduh berada dalam pembuangan di Beirut, ia mendapat kesempatan baik untuk berjumpa dan berdialog dengan murid
Al-Afghani yang terdekat ini.
Perjumpaan-pèrjumpaan dan dialognya dengan Muhammad Abduh meninggalkan kesan yang baik dalam dirinya. Pemikiran-pemikiran
pembaharuan yang diperolehnya dari Al- Syaikh
Husain Al-Jisr dan yang kemudian diperluas lagi dengan
ide-ide Al-Afghani dan Muhammad Abduh amat memengaruhi jiwanya. Ia mulai
mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih berada di Suria, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak
Kerajaan Utsmani. Ia merasa
terikat dan tidak bebas. Oleh karena itu, ia memutuskan pindah ke Mesir, dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898, ia
sampai di negeri gurunya ini.
Beberapa
bulan kemudian, ia mulài menerbitkan majalah yang termasyhur, Al-Manār. Di dalam
nomor pertama, dijelaskan bahwa tujuan Al-Manār sama dengan tujuan Al-Urwah Al-Wusṭa, antara lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama,
sosial, dan ekonomi, memberantas takhyul dan bid’ah-bid’àh yang masuk ke dalam tubuh Islam, menghilangkan paham fatalisme yang
terdapat dalam kalangan umat Islam, serta paham-paham salah yang dibawa
tarekat-tarekat tasawuf,
meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan
politik negara-negara Barat. Majalah ini
banyak menyiarkan ide-ide Muhammad Abduh. Guru memberikan
ide-ide kepada murid dan kemudian muridlah yang menjelaskan dan menyiarkannya kepada umum melalui lembaran-lembaran Al-Manār. Tetapi, selain dari ide-ide, Al-Manār juga mengandung
artikel-artikel yang dikarang Muhammad Abduh
sendiri. Demikian juga tulisan pengarang-pengarang lain. Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
a.
Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
b.
Umat Islam harus
meninggalkan sikap dan pemikiran kaum Jabariyah.
c.
Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa
meninggalkan prinsip umum.
d.
Umat Islam menguasai sains
dan teknologi jika ingin maju.
e.
Kemunduran umat Islam disebabkan
banyaknya unsur bid’ah dan khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
f.
Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang
diciptakan Allah Swt.
g.
Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
h.
Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang agama dan politik.
Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam
menerapkan prinsip hukum Islam sesuai
dengan tuntutan zaman.
8.
Sayyid Ahmad
Khan
Setelah
hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari
Pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad Khan untuk memimpin umat Islam India, yang telah kena pukul itu untuk dapat
berdiri dan maju kembali sebagai di masa lampau. Ia lahir di Delhi pada tahun
1817 dan menurut keterangan berasal dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad
melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah pembesar istana di zaman
Alamghir II (1754‒1759). Ia mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama
dan di samping bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin
membaca dan banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan. Sewaktu berusia 18 tahun, ia masuk bekerja pada
Serikat India Timur. Kemudian, ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi, pada
tahun 1846, ia pulang kembali ke Delhi untuk meneruskan studi. Di masa
Pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan
dengan demikian banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan. Pihak Inggris
menganggap ia telah banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalasjasanya,
tetapi hadiah yang dianugerahkan Inggris kepadanya ia tolak.
Gelar Sir yang kemudian diberikan kepadanya dapat ia terima. Hubungannya
dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini ia pergunakan untuk kepentingan umat Islam India. Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa
peningkatan kedudukan umat Islam India
dapat diwujudkan hanya dengan bekeija sama dengan Inggris. Inggris telah
merupakan penguasa yang terkuat di India dan menentang kekuasaan itu tidak akan
membawa kebaikan bagi umat Islam India.
Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan
dari masyarakat Hindu India.Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
a.
Kemunduran umat Islam disebabkan
tidak mengikuti perkembangan zaman dengan cara menguasai sains dan teknologi.
b.
Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai
dengan sunatullah yang tidak berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan
manusia berkehendak dan berbuat, serta hukum alam inilah yang menjadi sumber
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
c.
Sumber ajaran Islam hanyalah
al-Qur’ān dan hadis.
d.
Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
e.
Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan.
9.
Sultan Mahmud
II
Pembaharuan di
Kerajaan Utsmani abad ke 19, sama halnya
dengan pembaharuan di Mesir, juga dipelopori
oleh Raja. Kalau di Mesir Muhammad Ali
Pasyalah raja yang memelopori pembaharuan, di
Kerajaan Utsmani, raja yang menjadi pelopor
pembaharuan adalah Sultan Mahmud II. Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai
didikan tradisional, antara lain pengetahuan
agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan
sastra Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat
menjadi Sultan pada tahun 1807 dan meninggal pada
tahun 1839. Di bagian pertama dari masa
kesultanannya, ia disibukkan oleh peperangan dengan
Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan
otonomi besar. Peperangan dengan Rusia selesai pada tahun 1812 dan
kekuasaan otonomi daerah akhirnya
dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonomi lain di Eropa. Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani
bertambahkuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya.
Sebagaimana sultan-sultan lain, hal pertama yang
menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer. Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia
Islam, yaitu sebagai berikut.
a.
Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
b.
Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c.
Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan
madrasah.
d.
Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga
administrasi, dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenagatenaga ahli
penerjemah.
e.
Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
10. Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal
berasal dari keluarga golongan menengah di.Punjab dan lahir di Sialkot pada
tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar di
sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia berkenalan
dengan Thomas Arnold, seorang Orientalis, yang menurut keterangan, mendorong
pemuda Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris. Pada tahun 1905, ia pergi ke negara
ini dan masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari falsafat. Dua tahun
kemudian, ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sinilah ia memperoleh gelar
Ph.D. dalam tasawuf. Tesis doktoral yang diajukannya berjudul: The Development of Metaphysics in Persia (Perkembangan
Metafisika di Persia). Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di
samping pekerjaannya sebagai pengacara, ia menjadi dosen falsafat.
Bukunya The Reconstruction of Retigious Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di beberapa
universitas di India. Kemudian, ia memasuki bidang politik dan pada tahun 1930,
ia dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Di dalam perundingan Meja Bundar di
London, ia turut dua kali mengambil bahagian. Ia juga menghadiri Konferensi Islam yang diadakan di Yerusalem. Pada tahun 1933,
ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul.
Dalam usia 62 tahun, ia meninggal di tahun 1938. Berbeda dengan
pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof. Tetapi,
pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan
dalam Islam. Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
a.
Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu ijtihad tetap terbuka
b.
Umat Islam perlu
mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pembaharuan modern Islam ini banyak muncul tokoh-tokoh yang
memberi konstribusi dalam bidang pengetahuan islam.
Meskipun ada sebagian pihak yang memanfaatkanya dengan menyebarkan agama baru
sehingga banyak orang yang imanya lemah berpaling dan meninggalkan Islam
1. Tokoh-tokoh
yang memelopori gerakan pembaruan Islam, antara lain; Muhammad bin Abdul Wahab,
Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya, Al-Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Rida, Sayyid Ahmad Khan, dan Sultan Mahmud II.
2. Saat Islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa
justru mengalami nkemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan,
dan teknologi. Sementara kondisi dunia Islam berada di bawah pengaruh
kolonialisme dan imperialisme Eropa.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda Islam penerus
bangsa sebaliknya dapat menjadikan perkembangan pembaharuan Islam modern ini
sebagai suatu acuan untuk mengisi hari-hari dalam kehidupan ini dengan lebih
baik. Dan untuk memotivasi diri sendiri agar tidak tidak terjebak dengan
sesuatu yang menyesatkan karena sekarang ini kita berada di era globalisasi
yang penuh dengan kemajuan di berbagai bidang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://parezanasari.blogspot.co.id/2015/01/makalah-perkembangan-islam-di-zaman.html (Dikases pada tanggal 09 februari 2018)
https://hbis.wordpress.com/2008/12/16/perkembangan-islam-pada-masa-modern/ (Dikases pada tanggal 09 februari 2018)
http://myoga173.blogspot.co.id/2016/07/makalah-perkembangan-islam-pada-masa-modern.
html (Dikases pada tanggal 09 februari 2018)
Mustahdi, Mustakim. 2014 Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta : Pusat Kurikulum Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.